Rabu, 06 Maret 2013

Wisata Alam di Kab. Sleman


1. Berwisata Ria dgn Jeep Willys

Bila anda memasuki wisata kaliurang anda akan di sambut dengan Jeep Willys yang nongkrong di terminal Tlogo Putri yaitu Lava tour atau wisata lahar Merapi menjadi wahana wisata baru di kawasan lereng Gunung Merapi Yogyakarta pasca erupsi Merapi 2010 lalu. Bekas tempat amukan awan panas di mana menewaskan kurang lebih 26 orang termasuk juru kunci Mbah Maridjan. Wisatawan dapat menikmati sisa-sisa kedahsyatan gunung teraktif di Indonesia ini.
Bukan hanya suasana alamnya yang cantik juga panorama yang memikat banyak pengunjung lokal ataupun mancanegara, setelah erupsi Merapi 2010 lalu warga kaliurang membuat fasilitas transportasi menggunakan kendaraan jeep yang biasa di sebut dengan Jeep Wisata Willys. Wisatawan dapat menyusuri kawasan yang pernah dihantam erupsi Merapi.
Tentu berbeda ketika jalan-jalan sendiri dengan sepeda motor atau mobil pribadi, perjalanan lebih berkesan dengan Jeep Willys dan ada tempat tempat yang asyik menuju tempat lokasi yang bisa di bilang menyenangkan dan seperti berpetualang.  Banyak wisatawan terkesan dengan lava tour Jeep Willys rasa penasaran dan berkesan dengan kondisi daerah-daerah di lereng Merapi pascaerupsi Merapi di tambah dengan menggunakan transportasi yang lain dari yang lain.
Banyak sekali wisatawan yang menggunakan jasa jeep willys ini. 
Adapun paket yang tersedia untuk anda :Paket 1

LAVA TOUR
Mengunjungi daerah yang tertimpa lahar Merapi tahun 2010 berawal dari Museum G.Merapi Menuju ke daerah lereng Merapi diantaranya melewati Kali Kuning, kawasan Desa yang diterjang lahar dan awan panas, Kali Opak, Kali Adem (desa) dan Kali Gendol.

Durasi : 90 Menit.
Jarak   : 18 Km
Harga : Rp.250.000,00*
Paket 2

LAVA TOUR 2
Kunjungan Paket 1 ditambah menyusuri Kali Gendol sampai ke Desa Bronggang dampak dari timbunan material G. Merapi dan melewati hunian sementara (shelter) warga yang kehilangan rumah dari dampak erupsi Merapi 2010.

Durasi : 120 Menit
Jarak  :   22 Km
Harga : Rp.350.000,00*

Paket 3

LAVA TOUR 3
Kunjungan Paket 2 ditambah Ziarah Makam Mbah Marijan

Durasi  :180 Menit
Jarak   :  30 Km
Harga  : Rp.500.000,00*

Ket: (*) harga sewaktu2 berubah


2. Wisata Alam di Gunung  
     Merapi

Musim liburan segera tiba. Biasanya, Yogyakarta menjadi tujuan banyak keluarga untuk berlibur. Dari beberapa obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, tak ada salahnya menikmati suasana lereng Merapi, baik siang maupun malam hari.

Jarum jam baru menunjuk pukul 06.48, tetapi sosok Gunung Merapi telah tampak begitu jelas. Kabut yang biasanya menyelimuti hilang berganti cuaca cerah. Sinar matahari pun menerobos sela-sela perbukitan kecil yang ada di kaki gunung dan perlahan mulai menghangatkan udara yang sebelumnya dingin menusuk kulit.

Di puncak, asap sulfatara tipis berwarna putih membubung tinggi. Semakin tinggi, asap yang keluar dari sela-sela kubah lava itu kian memudar tertiup angin yang kebetulan berembus ke selatan. Turun sedikit dari puncak gunung berketinggian 2.986 meter dari permukaan laut (dpl) terlihat alur memanjang hulu Kali Gendol dan Kali Woro yang mengarah ke Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta dan Klaten di Jawa Tengah.

Alur Kali Gendol terkadang masih menjadi jalan luncuran awan panas skala kecil sisa erupsi tahun 2006 yang belum selesai. Demikian pula dengan ceruk bekas longsoran geger boyo juga masih terlihat jelas di antara kepulan asap sulfatara. Geger boyo atau punggung buaya itu sendiri adalah istilah untuk menyebut kubah lava 1906-1911 (sebelum erupsi 2006, geger boyo sempat menjadi penahan guguran lava dan awan panas ke arah selatan).

Agak ke bawah, hamparan material vulkanik yang terdiri atas bebatuan dan pasir;yang turun bersama awan panas 14 Juni tahun itu tampak menyerupai lahan gundul yang warnanya kontras dengan kawasan vegetasi di sekitarnya. Hamparan material itu menyebar luas, bahkan hingga kawasan obyek wisata Kaliadem yang berjarak sekitar empat kilometer dari puncak.

Saat erupsi tahun lalu, Kaliadem menjadi ujung terjauh dari terjangan awan panas. Kerusakan yang ditimbulkan juga cukup besar dengan korban tewas dua orang. Sekarang suasananya sudah jauh berbeda. Aktivitas masyarakat sudah berjalan seperti biasa. Beberapa perempuan setengah baya tampak berjalan kaki sambil membawa keranjang, berangkat mencari rumput hingga ke bukit-bukit kecil yang jaraknya 1 kilometer-2 kilometer. Sesekali celoteh dan tawanya terdengar riuh, berpadu dengan kicauan burung-burung khas Merapi yang tengah bertengger di dahan.

"Warga sini hampir 90 persen mencari rumput saat pagi dan pulang kembali pukul 11.00. Kalau tidak cukup, sorenya mereka akan kembali lagi ke gunung.
Menarik dikunjungi

Bencana memang telah berlalu meski itu belum berarti kondisinya sudah benar-benar aman. Akan tetapi, wisatawan yang penasaran dengan erupsi masih bisa menjumpai sejumlah "peninggalan" awan panas atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan istilah wedhus gembel. Selain tumpukan material, hal yang cukup menarik adalah bungker tempat perlindungan (tempat kedua korban meninggal akibat temperatur tinggi saat dievakuasi suhu material masih sekitar 400 derajat Celsius). Belasan meter ke arah timur dari bungker, wisatawan bisa melihat sisa-sisa bangunan warung makan dan minuman yang hancur diterjang material. "Awan panas juga menghancurkan beberapa bangunan lain. Dulu di sini ada pendopo besar, Gedung BPPT (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi), musala, toilet, dan pos keamanan. Semua bangunan itu rata dengan tanah. Yang tersisa tinggal gazebo kecil di tepi Kali Gendol.

Di sebelah timur warung yang rusak, wisatawan bisa melihat alur Kali Gendol yang cukup lebar dengan kedalaman sekitar 50 meter. Pada musim hujan, Kali Gendol menjadi salah satu bagian paling menarik dari erupsi Merapi. Alur kali yang juga terisi material itu menjadi jalur aliran lahar dingin dari arah hulu.

Percampuran air hujan dan material vulkanik (erupsi sekunder) menimbulkan fenomena alam yang menarik, mulai dari bau belerang menyengat, kepulan asap kecoklatan sebagai hasil reaksi kimia, hingga hujan abu yang turun di sekitar kali.

Memasuki musim kemarau seperti sekarang, fenomena itu jarang dijumpai. Yang ada hanya para penambang pasir.


Pemandangan malam dan alternatif

Menikmati Kaliadem sebenarnya tidak harus dilakukan siang hari. Pada malam hari pun suasananya sangat mendukung. Kalau sabar, pengunjung bisa melihat lelehan lava pijar berwarna merah kekuningan, sangat kontras dengan pekatnya malam.

"Kalau tidak punya waktu yang cukup, wisatawan bisa membeli oleh-oleh berupa foto dokumentasi maupun rekaman cakram video kompak (VCD). Harganya Rp 15.000-Rp 20.000 untuk foto dan Rp 30.000-Rp 50.000 untuk VCD.

Setelah puas di Kaliadem, wisatawan bisa mencari obyek wisata alternatif lain. Di sekitar Kaliadem terdapat beberapa obyek wisata yang mengandalkan keelokan alam, seperti alur Kali Kuning ataupun bumi perkemahan Wonogondang yang cukup asri.

Di Kali Kuning, wisatawan akan menjumpai hijaunya pepohonan pinus yang tumbuh di sepanjang alur kali. Di sepanjang alur itu terdapat beberapa titik yang memiliki pemandangan bagus dan biasa dipakai untuk kegiatan berbau alam, seperti out bond. Di kawasan ini juga terdapat banyak penginapan yang bisa disewa dengan harga murah, mulai sekitar Rp 30.000 per malam.

Salah satu titik yang menarik di alur Kali Kuning adalah daerah Plunyon. Selain dam, wisatawan dapat melihat aktivitas penambangan pasir secara tradisional. Banyak juga calon pengantin memanfaatkan keberadaan jembatan kecil berikut kondisi alamnya untuk sesi pemotretan.

Wisatawan yang ingin melakukan kegiatan berbau alam secara beramai-ramai juga bisa memanfaatkan Wonogondang yang mempunyai fasilitas cukup lengkap, mulai dari aula, toilet, hingga penerangan listrik.

Jika belum puas, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Kaliurang yang berada di sebelah barat Kaliadem. Di tempat ini, wisatawan bisa menikmati keindahan alam sembari beristirahat lebih nyaman karena terdapat lebih dari 200 hotel dan penginapan.

Kaliurang juga memiliki obyek-obyek menarik untuk dikunjungi, antara lain Tlogo Putri yang menyediakan pentas aneka potensi kesenian Sleman dari dangdut, band, keroncong, campursari, jathilan, dan masih banyak lagi.

Museum Ulen Sentalu yang berisi koleksi berbagai batik dan barang-barang dari keraton Yogyakarta dan Surakarta, serta gardu pandang di Pos Pengamatan Gunung Merapi.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan, wisatawan juga bisa menikmati lezatnya makanan lokal khas Kaliurang, seperti jadah dan tempe atau tahu bacem. Makanan lain yang juga menarik adalah sate kelinci. Di Kaliurang, wisatawan juga bisa menemukan hotel bernama Vogels. Pengelola yang sekaligus ketua perhimpunan hotel dan penginapan Kaliurang ini memiliki program unik berupa tracking lava tour untuk melihat lava pijar dari dekat, tetapi aman. 

Akses transportasi

Untuk menuju beberapa obyek wisata yang lokasinya paling utara dari Provinsi DI Yogyakarta ini, wisatawan dapat menempuh beberapa cara. Untuk ke Kaliurang, wisatawan bisa menggunakan kendaraan umum ataupun pribadi dengan jarak 27 kilometer dari Yogyakarta. Adapun untuk ke Kaliadem yang berjarak sekitar 35 kilometer lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Angkutan umum hanyalah mobil-mobil kecil yang jumlahnya sangat terbatas. "Angkutan umum tidak sampai ke Kaliadem. Namun, mereka siap mengantar jika ada biaya tambahan.

Keuntungan lain bila menggunakan kendaraan pribadi adalah lebih fleksibel. Wisatawan lebih mudah berpindah dari satu obyek ke obyek lain. Apalagi, antara Kaliadem, Kali Kuning, hingga Kaliurang, bisa ditempuh dalam satu rute jika menggunakan kendaraan pribadi.


3. Sinolewah Wisata Kemah

Berkemah di sela-sela pohon sengon, sambil menatap Gunung Merapi di kejauhan. Jika punya tenaga berlebih, mengasyikkan jalan-jalan di sekitar "berburu" susu sapi perah. Lalu, bagaimana dengan berapi unggun dalam iringan gamelan?   Sejauh mata memandang, tak tampak keistimewaan tempat itu. Namun, masuk ke dalamnya, mulai tampak daya tariknya, terutama pemandangan di kejauhan yang luar biasa: gunung Merapi dengan keangkuhan dan keangkerannya.

Lahan yang sebelumnya dikenal sebagai kebun jambu dan padang ilalang itu kini telah disulap menjadi tempat wisata berkemah. Namanya Sinolewah, tepatnya di Dusun Gondang, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Setiap akhir pekan, tempat itu ramai dikunjungi orang, baik mahasiswa maupun pegawai kantoran. Kalangan mahasiswa datang untuk berkemah, pegawai kantoran biasanya datang untuk mengikuti pelatihan di luar ruangan (outbound). 

Kalau sedang ramai, areal perkemahan itu bisa menampung 1.000 orang. 

Kemah-kemah didirikan di antara pepohonan sengon. Pengunjung ditarik biaya Rp 15.000 per orang per sekali berkemah. Fasilitas yang ditawarkan Sinolewah lumayan memadai. Di tempat itu terdapat delapan rumah pendopo yang biasa dipakai sebagai ruang pertemuan, dan 35 kamar mandi dengan air yang melimpah ruah. Sinolewah menyediakan dapur umum, lengkap dengan peralatan masaknya. 

Pengelola tempat wisata itu juga menyediakan fasilitas penerangan, baik luar maupun dalam ruangan, serta sound system. Bagi yang tidak mempunyai alat telekomunikasi sendiri, tempat itu juga menawarkan warung telekomunikasi. 

YB Sukamto, yang "menyulap" tempat itu menjadi tempat wisata berkemah, mengatakan minimal tiga kali dalam sebulan Sinolewah disewa. Memang, belum tentu dalam jumlah yang besar. "Ada juga yang datang dari kantor tertentu. Tidak melulu pramuka atau anak sekolah. Biasanya, kalau dari kantor-kantor mereka mengadakan kemah dengan out bound. Mereka membawa alat sendiri. Sebagian besar mengatakan, dengan berkemah semangat kerja mereka bangkit," katanya. 

Lokasinya memang strategis. 

Tidak jauh dari Merapi Golf. Dari Sinolewah, sangat memungkinkan melakukan perjalanan ke Kali Kuning yang hanya berjarak sekitar satu kilometer. Dari tempat itu juga bisa mendaki Merapi. "Atau berkunjung ke tempat agribisnis, misalnya taman bunga, tempat budi daya jamur, atau sapi perah," ujarnya. 

Berada pada ketinggian 850 meter di atas permukaan laut, udara Sinolewah sejuk, bahkan dingin bila malam menjelang. Lazimnya, pekemah mengusir hawa dingin dengan membuat api unggun sambil bernyanyi diiringi gitar. Di Sinolewah, iringan gitar bisa diganti dengan iringan gamelan. "Kami bisa menyuguhi pengunjung tari-tarian, wayang, campur sari, organ tunggal, atau jathilan. Ada paket-paket khusus, bisa dipilih. 

Dari pusat Kota Yogyakarta, Sinolewah berjarak sekitar 24 kilometer. 

Bila menggunakan transportasi umum ada beberapa pilihan rute. Pertama, naik angkutan dari Terminal Giwangan, Bantul, selanjutnya naik angkutan jurusan Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan. Dari jalan utama, Sinolewah berjarak satu kilometer. Kedua, naik angkutan umum jurusan Kaliurang dan turun di Pakem, terus ke jurusan Ngrangkah. 

Sepuluh Tahun Sudah lebih dari sepuluh tahun, Sukamto mengadu nasib di Dusun Gondang, itu. Awalnya ia tidak menyangka lokasi itu bakal dijadikan tempat kemah wisata. Di atas lahan dua hektare yang ia sewa dari pemerintah setempat, pada 1994 itu, ia membabat ilalang yang tumbuh subur. Lahan itu dulunya tidak produktif. Selain ilalang, banyak ditemui pohon jambu.

Ketika itu, yang ada di pikiran hanyalah bertani. Hortikultura saat itu memang dirasa akan lebih banyak memberikan keuntungan. "Kami mengembangkan sektor hortikultura waktu itu, menanam cabai, tomat, jagung manis, selada, sawi untuk bakso. Saya tanami pula sengon laut 1.000 pohon. Hingga kini, saya sudah dua kali memanen pohon sengon," katanya. 

Namun, hortikultura itu hanya bertahan empat tahun. 

Pada awal 1998, ia mengubah lokasi itu menjadi tempat untuk wisata berkemah. "Berawal dari rekan-rekan mahasiswa yang ingin menginap di sini. Mereka lalu mendirikan tenda di sini," ujar pria yang masih membujang pada usianya yang sudah lebih dari 40 tahun itu. 

Dari pengalaman, ia pun melihat peluang bisnis. Selain idenya, ia juga mendapat dukungan dari rekan-rekannya, sebenarnya tempatnya sangat cocok untuk berkemah. Ia lalu melakukan studi di beberapa bumi perkemahan, di Yogyakarta maupun Klaten. "Agar semua pihak puas, saya harus mengetahui apa yang dibutuhkan mereka. Dari bumi perkemahan yang saya kunjungi, saya bisa membandingkan mana yang terbaik. Semua yang baik dari masing- masing tempat saya adopsi," ujarnya. 

Pada awal berdiri, bumi perkemahan itu hanya mempunyai tiga bangunan berupa pendopo. Rumah jawa itu ia beli utuh dari penduduk sekitar. Rata-rata, rumah itu ia tebus dengan harga Rp 3 juta.
Ia harus mengeluarkan Rp 7 juta untuk membuat rumah itu semakin bagus. 

Lokasi Berkemah 

Saat awal berdiri, pada 1998 itu, Sinolewah belumlah laris seperti sekarang ini. Dengan kerja keras, ia berusaha terus memajukan usahanya. Kebanyakan, konsumennya datang setelah mendapat informasi dari rekan-rekan mereka yang lebih dulu kemah. Selain itu, ia juga membuat stiker, kalender, kartu nama, brosur, yang bertuliskan Sinolewah, lengkap dengan nomor telepon dan alamat. Promosi itu dilakukan selama dua tahun. Dan pada 2000, Sinolewah sudah dikenal di seantero Jawa Tengah, khususnya dari Klaten, Solo, Muntilan, Magelang, selain DIY sendiri.

"Sejak itu pengguna merasa cocok dan menjadi langganan setia. 

Kalau mau ke tempat saya, tidak perlu survei lagi, tinggal telepon. Kebanyakan pelanggan saya, pelanggan lama. Saya selalu ngopeni pelanggan, mungkin hanya satu atau dua yang baru," ujarnya. Ia tidak bekerja sendirian. Biasanya, ia dibantu lima orang yang mempunyai keahlian masing-masing, mulai dari ahli listrik sampai yang khusus mengurusi air. Ia sendiri hanya mempunyai satu pekerja tetap. 

"Saya tidak 100 persen mencari untung, saya juga melihat latar belakang mereka. 

Saya terima semua pihak, entah itu sekolah kaya atau tidak. Semua bisa diatur dan bisa dikompromikan," ia menambahkan. 

Sinolewah, tempat wisata berkemah di Yogyakarta. Lokasi perkemahan yang dapat anda kunjungi disekitar Jawa Tengah

Lokasi : 

Dusun Gondang, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Tidak jauh dari Merapi Golf.

Direction : 

Pertama, naik angkutan dari Terminal Giwangan, Bantul, selanjutnya naik angkutan jurusan Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan. 

Dari jalan utama, Sinolewah berjarak satu kilometer. Kedua, naik angkutan umum jurusan Kaliurang dan turun di Pakem, terus ke 

jurusan Ngrangkah.

Fasilitas:

Ada 8 rumah pendopo yang dapat digunakan sebagai ruang pertemuan 35 kamar mandi dengan air yang melimpah ruah. Dapur 

umum,lengkap dengan peralatan masaknya. Penerangan luar maupun dalam Warung telekomunikasi Ketinggian lokasi 850 meter di 

atas permukaan laut (dpl) Udara Sinolewah sejuk bahkan dingin bila malam menjelang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar