Sabtu, 16 Maret 2013

Wisata Ziarah di Kab. Boyolali


1. Petilasan Kebo Kanigoro


Obyek wisata ini terletak di Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, sekitar ± 15 km ke arah timur laut Kota Boyolali . Lokasi ini lebih dekat ditempuh dari kota kecamatan Simo yang berjarak hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Tempat ini
menjanjikan rekreasi perbukitan dan ratusan tangga menuju makam Ki Singoprono di puncak gunung tugel. Obyek Wisata Khasanah yang di kunjungi setiap malam Jumat dan malam Selasa Kliwon, Lokasi Makam Ki Ageng Singoprono yang menarik dengan letaknya yang sangat indah. Fasilitas: Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Menyepi dan Tempat Berdoa di puncak Gunung Tugel.

2. Pesanggrahan Pracimoharjo

Merupakan petilasan Sri Susuhunan Paku Buwono X sebagai obyek wisata minat khusus/ ziarah, Terletak di Desa Paras, Kecamatan Cepogo.

3. Makam Ki Ageng Kebo Kenanga

Obyek wisata ini terletak di dukuh Pengging, desa Jembungan, kecamatan Banyudono. Banyak orang yang berkunjung dengan berbagai tujuan.

4. Makam Prabu Handayaningrat

Obyek wisata ini terletak di dukuh Malang, desa Dukuh, kecamatan Banyudono. Makam ini merupakan trah dari Majapahit.


5. Makam Ki Ageng Penataran

Di Pantaran Desa Candisari Kecamatan Ampel . Jarak tempuh dari kota 17 km. Makam ini cukup potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro, petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung Merbabu dan air terjun Si Pendok. Setiap tanggal 20 suro diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. Fasilitas: Bangsal tempat tirakat, Bukit Perkemahan Indraprasta.

6. Makam R. Ng. Yosodipuro

R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dengan jarak tempuh dari kota 12 km, makam ini setiap malam Jumat Pahing diadakan Upacara Sanggaran. Masih disekitar Makam R. Ng. Yosodipuro, Upacara Ngalap Berkah Paringan Apem Keong Emas ini dilaksanakan, pada pertengahan Bulan Sapar.
Upacara ini merupakan tradisi berebut apem (makanan khas yang terbuat dari tepung beras) yang terbungkus janur (daun kelapa yang masih muda) dan telah didoakan oleh Kyai/ Ulama dan dibagikan pada Jumat siang setelah Sholat Jumat. Ada Masjid peninggalan Sunan Paku Buwana X.



Agro Wisata di Kab. Boyolali

1. Agrowisata Sapi Perah Cepogo

Kabupaten Boyolali terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari Kabupaten Boyolali adalah 13 km ke arah Barat. Jalan ke Cepogo menanjak karena topografinya merupakan pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga memungkinkan pemeliharaan sapi perah. Cepogo ditetapkan menjadi lokasi agrowisata sapi perah. 


Jika Anda berkunjung ke Boyolali, sempatkanlah datang ke tempat pemerahan sapi yang terletak di Kecamatan Cepogo. Kondisi kendaraan harus prima karena medan yang menanjak dan jalan yang berkelok-kelok. Anda dapat melihat proses pemerasan susu sapi. Jika ingin mencoba dapat juga berpartisipasi memerah susu sapi dengan tuntunan peternak. Dan yang pasti, Anda dapat meminum susu yang masih segar hasil perasan peternak sapi.


2. Agrowisata Sayur Selo

Terletak di kawasan objek wisata Selo, 25 km ke arah Barat dari Kabupaten Boyolali. Para pengunjung dapat menikmati dan memetik sendiri aneka ragam sayuran, antara lain : wortel, kol, daun adas, dan lain-lain.


3. Agrowisata Padi

Jarak 10 km ke arah Timur Kabupaten Boyolali. Agro wisata padi merupakan wahana yang tepat untuk menumbuh-kembangkan kecintaan generasi muda pada padi. Dengan adanya agro wisata padi, generasi muda akan dapat berinteraksi 

langsung dengan obyek wisata.



Wisata Candi : Candi Abang


Lokasi : Dusun Candiabang, Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten 
               Sleman, Yogyakarta.  
               Tempat candi ini berada juga berdekatan dengan Bandara Adisucipto.

Candi Abang adalah candi Hindu yang berada tidak jauh dari Candi Banyunibo dan Candi Barong yaitu didusun Candiabang kelurahan Jogotirto, kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno . 

Candi yang berbentuk seperti piramid ini dinamakan Candi Abang karena terbuat dari batubata yang berwarna merah (abang dalam bahasa Jawa), dan diperkirakan mempunyai umur yang lebih muda dari candi-candi Hindu lainnya. Bentuk candi ini berupa segi empat dengan ukuran 36 m x 34 meter, sekarang banyak ditumbuhi rerumputan sehingga dari jauh nampak mirip seperti gundukan tanah atau bukit kecil. Pada waktu pertama kali ditemukan, dalam candi ini terdapat arca dan alas yoni lambang dewa Siwa berbentuk segidelapan (tidak berbentuk segi empat, seperti biasanya) dengan sisi berukuran 15 cm. 

Beberapa orang menganggap Candi Abang merupakan tempat penyimpanan harta karun pada zaman dahulu kala, oleh karena itu sering dirusak dan digali oleh orang tidak bertanggung jawab (pada bulan November 2002, misalnya) yang mencari harta peninggalan sejarah dan barang berharga.

Jumat, 08 Maret 2013

Wisata Ziarah di Kab. Magelang

1. Gunung Pring ( Makam Raden Santri )

Makam Raden Santri atau Pangeran Singosari terletak di lereng Gunung pring yang memiliki ketinggian 400 m diatas permukaan laut yang berjarak 1 km ke arah selatan dari kecamatan Muntilan. Obyek wisata ini merupakan makam keluarga Pangeran Singosari, yaitu keturunan raja Majapahit, putra Ki Ageng Pemanahan dan generasi ke VI (enam) Prabu Brawijaya. 

2. Makam Sunan Geseng

Obyek Wisata Religi makam Sunan Geseng yang terletak di Desa Tirto Kecamatan Grabag .Makam Sunan Geseng ramai dikunjungi masyarakat Kabupaten dan sekitarnya khususnya warga Grabag pada malam ke- 21 dibulan Romadhon .Sunan Geseng yang mempunyai nama asli JOKRO JOYO adalah murid dari Sunan Kalijogo yang diperintahkan untuk menjaga tongkatnya, karena terlalu lama ,tempat untuk menjaga tongkat berupah menjadi semak-semak dan untuk menemukannya maka dibakarlah JOKRO JOYO tersebut hingga hangus terbakar yang kemudian oleh Sunan Kalijogo dimandikan di Sendang Jati Luweh Jogjakarta selanjutnya COKRO JOYO berganti nama dengan Sunan Geseng dan disuruhlah untuk menyebarkan Agama Islam Di Kecamatan Grabag sampai Wafat dan dimakamkan di Desa Tirto .

3. 

Wisata Air Terjun di Kab. Magelang

1. Air Terjun Kedung Kayang

Obyek wisata ini berada di jalur lalu lintas Blabak – Boyolali atau di sebelah selatan Ketep tepatnya di desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan. Air terjun Kedung Kayang menyimpan panorama yang menawan dengan latar belakang Gunung Merapi dan Merbabu dengan ketinggian 400 meter dari permukaan air laut.  

2. Air Terjun Curug Silawe

Air terjun Curug Silawe memiliki ketinggian 50 m di atas permukaan air laut. Obyek wisata ini berada di desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, lereng selatan Gunung Sumbing. Konon air terjun ini dihuni oleh banyak laba – laba atau lawe sehingga tempat wisata ini dinamakan Curug Silawe. Udara sejuk gunung Sumbing, panorama indah hutan pinus menjadikan wisatawan betah di tempat ini.

3. Air Terjun Sekar Langit

Sekar langit adalah Air Terjun dengan panorama indah Gn. Andong dan Telomoyo sebagai latar belakangnya. Air Terjun Sekar Langit memiliki ketinggain 25 mdpl, terletak di desa Tlogorejo Kecamatan Grabag. Udaranya yang sejuk dan difasilitasi dengan bumi perkemahan sehinga obyek wisata air ini banyak dikunjungi wisatawan khususnya wisatawan pelajar dan mahasiswa. 


Wisata Candi di Kab. Magelang

1. Candi Ngawen


Candhi Budha ini berada di desa Ngawen kecamatan Muntilan sekitar 5 km ke arah tenggara dari candi Mendut sebelah kiri jalan ke rute Sendangsono. Candi ini dibangun pada abad ke 8 oleh dinasti Syailendra sapaerti tersebut dalam Prasasti Karang Tengah tahun 824 M. candi Ngawen memiliki 5 buah candi kecil yang setiap sudutnya dihiasi oleh patung singa penjaga candi dan wihara Pangeran Sidharta menunggu nirwana. Relief candi Ngawen masih jelas terukir indah tentang Kinara-Kinari ( sang penghibur Dewa di Kahyangan ), Kalamakara ( Dewa Waktu )  dan D hyani Budha Ratnasambhawa dengan sikap tangan Wara Mudra ( Budha memberi berkah).

2. Candi Pawon

Bangunan suci Budha yang disebut dalam prasasti Karang Tengah 824 M, didukung, letaknya yang segaris dengan Candi Mendut dan Borobudur. Terletak di Desa Brojonalan Kecamatan Borobudur.

3. Candi Mendut

Candi Mendut terletak kurang lebih 3 km sebelum Candi Borobudur dari arah Yogyakarta, candi ini memiliki atap yang berbentuk limas dan didalamnya terdapat patung Budha yang diapit oleh dua arca  yaitu Awalokiteswara dan Wajrapani. Disisi – sisi candi ini terdapat relief  yang berisi cerita hewan/fabel (Jataka) yang mengandung pesan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Candi Borobudur

Candi Borobudur, Pawon dan Mendut merupakan candi budha yang dibangun oleh raja Samaratungga dari dinasti Syailendra pada abad ke 8. Tiga Candi Budha tersebut memiliki relief atau gambar timbul yang menarik menggambarkan kehidupan sang Budha dan reinkarnasinya dalam bentuk ceritera Jataka dan Lalitavistara. Candi Borobudur dan Pawon terletak di Kecamatan Borobudur sedangkan candi Mendut di Kecamatan Mungkid, 3 km kearah timur candi Borobudur. 

5. Candi Selogriyo

Terletak pada kaki Bukit Condong berbatasan dengan Bukit Giyanti, secara keseluruhan terletak di lereng Bukit Sukorini sebelah timur Gunung Sumbing di Kecamatan Windusari. Merupakan bangunan tunggal, memiliki bentuk tidak berbeda dengan candi-candi Hindu lainnya.

6. Candi Canggal atau Candi Gunung Wukir

Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).
Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.  


7. Candi Asu

Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, Kelurahan Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya. Disebut Candi Asu karena dahulu di dekat candi tersebut terdapat banyak anjing.

Candi ini terletak di lereng Gunung Merapi di dekat pertemuan Sungai Pabelan dan Sungai Telingsing, kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari Candi Ngawen. Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu Candi Pendem dan Candi Lumbung.

Candi Asu menghadap ke barat. Candi ini berdenah bujur sangkar dengan panjang sisi 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Dengan ukuran tersebut, candi ini termasuk candi kecil.
Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasasti batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I (874 M) dan Sri Manggala II (874 M).

8. Candi Pendem

Candi Pendem merupakan 1 candi yang berada di kompleks percandian Sengi. seperti halnya 2 candi lainya ( Candi Asu dan Candi Lumbung). Candi ini beragama hindu. dan jaraknya sangat berdekatan dengan candi asu sengi yang hanya berjarak 100 meteran. namun areal yang harus dilalui untuk menuju situs ini ialah dengan blusukan menyusuri persawahan warga dan keberadaan candinya sendiri berada di bawah tanah sekitar 2-3 meteran. 

Candi ini kemungkinan masih 1 masa pembuatannya. yang tersisa di candi ini hanya reruntuhan candinya saja dan atap candi ta tersusun lagi kemungkinan masih tertimbun atau malah telah menghilang. dilihat dari keberadaannya yang dibawah tanah kemungkinan candi ini dahulu tertimbun lahar merapi yang sangat ganas. dengan fakta keberadaannya yang sungguh dalam di bawah tanah. 

Yang tersisa di candi ini hanyalah sumuran candi beberapa mahluk gana didinding candi dan juga beberapa antefik yang berornamen sungguh indah. dan apabila dicermati secara meneyeluruh mahluk gana yang ada di badan candi semua gaya dan bentuknya yang hampir berbeda satu sama lainnya. 

Ornamen artifaknyapun tidak kalah menarik untuk dicermati begitu detail nenek moyang kita memahat setiap batu candinya.untuk menuju candi ini lebih gampang bertanya kepada warga sekitar karna letaknya yang nyempil dan tak terlihat dari jalan raya atau lihat peta di kompleks percandian sengi ini : candi ini sendiri berada di desa candi pos, desa sengi, kecamatan dukun, kabupaten magelang, jawa tengah. dan masih 1 jalur menuju obyekwisata ketep pass.
 

Daerah Wisata di Kab. Klaten

Wilayah Klaten merupakan wilayah yang cukup strategis. Posisinya yang berada di daerah perlintasan dua kota besar, yakni Solo dan Yogyakarta membuat nama Klaten menggaung. Nama Klaten yang sudah menggaung itu harus dimaksimalkan untuk menggenjot potensi pariwisata.
Bagaimanapun juga, pariwisata bila digarap dengan maksimal, akan mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) yang tak sedikit.
Klaten sendiri khas dengan karakteristik daerah yang sarat muatan potensi pariwisata. Ada potensi wisata pegunungan di Merapi, perikanan di Rawa Jombor, hingga potensi wisata buah-buahan.
Selain itu, Klaten juga terkenal dengan lokasi peninggalan situs purbakala, seperti Candi Prambanan, Candi Sewu hingga Candi Plaosan.
1. Gondangwinangoen

Sejumlah fasilitas yang ditawarkan Wisata Agro Gondang Winangoen, bukan saja permainan dan rekreasi keluarga. Namun, juga tempat tinggal, serta jelajah sejarah museum dan pembuatan gula. “Satu-satunya pabrik gula di Nusantara yang memiliki museum ya hanya di sini (PG Klaten-red). Dan ini merupakan aset yang sangat tinggi harganya,

2. Rawa Jombor

Rawa Jombor yang berada di perbatasan Kecamatan Bayat dan Kalikotes merupakan andalan untuk memasok air ke saluran irigasi persawahan di sekitarnya. Oleh sebab itu, tingkat kedalaman air harus cukup agar tetap bisa mengalirkan air pada musim kemarau. Selain itu dari sisi potensi wisata, Rawa Jombor sudah cukup dikenal luas.
Obyek wisata yang ada salah satunya warung apung dan keramba.

3. Deles Indah

Objek wisata yang berada di kaki Gunung Merapi ini menawarkan keindahan panorama alam bagi wisatawan. Melalui gardu pandang, wisatawan dapat melihat langsung puncak Gunung Merapi yang menunjukkan aktivitas vulkanik. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati keindahan tempat-tempat lain seperti bekas pesanggrahan Pakoe Boewono X, makam Kiai Mloyopati, Sendang Reno, Taman Pring Cendani, dan Gua Sapuangin.
Harus diakui, saat ini, sejumlah fasilitas di objek wisata yang berada di Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang, Klaten ini mangkrak karena tidak maksimalnya perawatan dari objek wisata yang berada pada ketinggian 800-1.300 meter di atas permukaan laut ini. Persoalan lain yang menjadi kendala pengembangan objek wisata ini adalah sulitnya mencari sumber air. Hal itulah yang membuat sejumlah pengusaha enggan menjadikan kawasan pariwisata ini sebagai ladang bisnis. Tak hanya itu, kerusakan jalan menuju objek wisata juga mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjunginya.

4. Pemandian Umbul Ingas dan Water Boom

Water boom yang luasnya mencapai 495 meter persegi itu dilengkapi dengan water slide (luncuran air) dengan tinggi delapan meter dan panjang lintasannya sekitar 50 meter. Sementara di kolam renang anak yang luasnya 176 meter persegi tersebut telah dilengkapi sarana penunjang, seperti ember tumpah, tirai air, dan air mancur. Debit air kedua kolam renang tersebut, jelas dia, diambilkan dari Umbul Ingas.

Wisata Alam di Kab. Kulon Progo

1. Curug Sidoharjo

Untuk menuju ke obyek wisata  ini hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki ± 500 m dari jalan raya. Sambil berjalan anda bisa menikmati pemandangan yang indah disepanjang jalan diiringi oleh kicauan burung. Curug merupakan obyek wisata yang berupa air terjun dengan ketinggian 75 meter. Disini jika kita beruntung disamping melihat air terjun anda juga akan menemui kera ekor panjang yang bergelantungan di tebing-tebing. Untuk memanjakan pandangan anda, anda bisa naik jalan setapak yang menuju ke atas. Di samping berupa air terjun, di sini anda bisa berpetualang panjat tebing, refling, meluncur ( flying fock ) dengan catatan anda harus membawa peralatan sendiri.  Obyek wisata curug masih bersifat alami dan belum banyak mendapat perhatian. Obyek wisata ini Terletak di Pedukuhan Gorolangu.

2. Watu Segandul

Watu Segandul merupakan obyek wisata yang sangat menarik yaitu adanya batu besar yang terjepit di sungai dan di situ ada gua yang didiami banyak kelelawar. Sebenarnya bukan hanya bentuk batu besar terjepit saja yang menarik, tetapi ketika anda sampai kesana anda akan takjub dengan keindahan alam dengan berbagai ragam jenis tanaman dengan air yang menetes dari atas tebing, dengan juluran-juluran akar dari atas tebing. Indah sekali. Selain bentuk batu yang terjepit disini juga terdapat mata air yang dimanfaatkan oleh Pedukuhan Tetes, Desa Sidoharjo dan Pedukuhan Mengger Malang, Desa Gerbosari. Untuk menuju obyek ini anda harus melewati jalan setapak melalui sungai kecil, dan anda harus berhati-hati karena lokasinya sulit dilalui dan harus memanjat tebing, diharapkan kalau anda datang harus membawa tambang untuk pegangan menaiki tebing. Obyek wisata ini terletak di perbatasan Pedukuhan Nglambur Desa Sidoharjo dengan Pedukuhan Mengger Malang Desa Gerbosari.

3. Kandang Waru, Alang - Alang Kumitir

Obyek wisata ini terletak di Pedukuhan Nglambur, berupa pamandangan alamnya yang   indah dan alami.

4. Puncak Pungangan

Kalau anda mengunjungi puncak Suralaya belum lengkap jika anda belum menaiki puncak Pungangan. Puncak Punganngan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan puncak Suralaya dengan pemandangan yang lebih menarik, jika cuaca cerah anda bisa mengarahkan pandangan kearah mana saja, ke utara, selatan, barat dan timur. Obyek wisata ini terletak di Pedukuhan Nglambur.



5. Batu Gedali Sada

Obyek wisata ini berbentuk batu besar berbentuk cekung menyerupai gua, yang berfungsi sebagai tempat bertapa dan ritual keagamaan jaman dulu. Menurut cerita sebenarnya Gedali sadaa ada dua bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, bagian pertama dipergunakan untuk tempat sembahyang  nenek moyang jaman dulu ( kemungkinan agama Hindu dan Budha tetapi belum dapat dipastikan ), bagian kedua dipergunakan untuk tempat Semedi ( bertapa ). Karena terjadi bencana alam sehingga yang bagian pertama hilang, kemungkinan longsor, sehingga saat ini tinggal satu tempat. Untuk saat ini yang satu tempat tersebut masih sering digunakan untuk bertapa. Obyek wisata ini sangat ramai ketika tanggal 1 Muharam ( 1 Sura ) bersamaan dengan ramainya puncak Suralaya. Obyek wisata ini terletak di Pedukuhan Nglambur.

6. Goa Indra Kila

Obyek wisata ini berbentuk batu besar yang menyerupai gua, sama halnya dengan Gedali sada tempat ini sering digunakan untuk bertapa, kebanyakan yang bertapa adalah orang dari luar daerah. Obyek wisata ini terletak di Pedukuhan Nglambur.





7. Tracking

Untuk wisata jenis ini tersedia di 18 Pedukuhan di Desa Sidoharjo dengan pemandangan yang indah dan anda bisa mampir untuk membeli salak dan buah-buahan lainnya langsung dari kebun warga.










8. Gunung Kendil

Gunung Kendil merupakan bagian dari pegunungan menoreh yang menjadi tempat terbaik untuk menikmati indahnya panorama alam berupa perkebunan rakyat dan wilayah sekitar Magelang. Gunung kendil juga menyuguhkan indahnya Candi Borobudur yang tampak berdiri menjulang diantara titik-titik hijau pepohonan.

Wisata Alam : Curug Sidoharjo Samigaluh


Air Terjun Curug Sidoharjo 

 
Air terjun ini berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan. Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Jaraknya sekitar 5 km dari Pasar Dekso. MTs Sidoharjo belok ke kiri dan melewati jalan yang menanjak, dan selanjutnya harus melawati jalan setapak di pinggir sawah dan hutan. Sambil berjalan anda bisa menikmati pemandangan yang indah disepanjang jalan diiringi oleh kicauan burung.

Curug ini merupakan obyek wisata yang berupa air terjun dengan ketinggian 75 meter. Disini jika kita beruntung disamping melihat air terjun anda juga akan menemui kera ekor panjang yang bergelantungan di tebing-tebing. Air terjun ini belum mempunyai nama, Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai curug saja. Menariknya, curug ini seakan belum terjamah manusia sehingga masih cukup alami keadaannya. Tambah elok dengan hamparan bunga di sekitarnya, Obyek wisata ini Terletak di Pedukuhan Gonolangu.

Rabu, 06 Maret 2013

Wisata Alam di Kab. Gunung Kidul

1. Rest Area Bunder

Rest Area Bunder merupakan suatu kawasan yang dilengkapi bangunan pendopo dengan fasilitas listrik 3000 watt, mushola, air bersi, MCK, tempat bermain anak-anak. Terletak di Kecamatan Playen tepatnya di pinggir jalan raya Yogyakarta-Wonosari atau 30 km dari Yogyakarta, Rest Area Bunder merupakan tempat yang strategis untuk persinggahan dan peristirahatan sementara (stop over)bagi wisatawan yang akan melakukan kunjungan ke Kabupaten Gunungkidul.
Tempat ini merupakan bagian dari kawasan hutan Bunder dan hutan Wanagama. Di kawasan hutan Bunder, selain terdapat rest area juga ada beberapa obyek menarik antara lain: budidaya dan penyulingan minyak kayu putih, budidaya sutra alam, penangkaran rusa, Sendang Mole, dan lokasi perkemahan yang nyaman serta cocok untuk kegiatan outbond.
Sedangkan kawasan hutan Wanagama yang memiliki luas 600 ha merupakan hutan buatan dan sebagai pola percontohan untuk mengembangkan hutan serbaguna khususnya dalam mengatasi lahan kritis dan penghijauan. 
Di kawasan hutan Wanagama juga terdapat Museum Kayu yang unik dan menarik karena terdapat aneka ragam peralatan kayu yang sudah tua umurnya, yaitu barang-barang antik dan langka serta beragam. Di sebelah barat mengalir Sungai Oya yang menambah kesejukan kawasan Rest Area Bunder.

2. Kawasan Karst Pegunungan Sewu

Kabupaten Gunungkidul memiliki topografi karst yang terbentuk oleh proses pelarutan batuan kapur. Bentang alam ini dikenal sebagai Kawasan Karst Pegunungan Sewu yang bentangnya meliputi wilayah kabupaten Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan. Kabupaten Gunungkidul memiliki luas kawasan karst 13.000 km². Bentang alam kawasan karst Gunungkidul sangat unik, hal tersebut dicirikan dengan adanya fenomena di permukaan (eksokarst) dan bawah permukaan (endokarst). 

Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti perbukitan karst yang jumlahnya ± 40.000 bukit yang berbentuk kerucut. Bentukan negatifnya berupa lembah-lembah karst dan telaga karst. Fenomena bawah permukaan meliputi goa-goa karst (terdapat 119 goa) dengan stalaktit dan stalakmit, dan semua aliran sungai bawah tanah. Karena keunikan ekosistemnya, maka tahun 1993 International Union of Speleology mengusulkan agar Kawasan Karst Pegunungan Sewu masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia. 

Keunggulan tersebut menjadi model yang besar bagi Kabupaten Gunungkidul untuk mengembangkan pariwisata melalui pengelolaan potensi daerah dengan prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan. Sehingga pada tanggal 6 Desember 2004 di Kabupaten Gunungkidul Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan wilayah Gunung Sewu dan Gombong Selatan sebagai kawasan Eko karst. Sumberdaya Pariwisata Karst Kabupaten Gunungkidul banyak ragamnya dan memiliki keunikan serta nilai ilmiah tinggi baik berupa pantai pasir putih yang telah berkembang sebagai wisata masal (mass tourism), wisata minat khusus petualangan seperti panjat tebing (di Pantai Siung, Seropan dan Watu Gupit), susur goa (Cerme, Seropan, Bribin, Grubug, Jomblang dan Kalisuci). Wisata sejarah dan religius (Goa Rancang Kencono, Goa Braholo dan Goa Maria Tritis). 

1. Lembah Karst Mulo
 

Secara administrasi obyek geowisata karst Lembah Mulo terletak di desa Mulo Kecamatan Wonosari, dan dapat dicapai dengan mudah hanya berjarak 5 km dari kota Wonosari. Lembah Mulo merupakan salah satu obyek amatan karst yang unik karena merupakan bentukan depresi (lembah) dalam ukuran cukup luas yang mengalami runtuhan ratusan tahun lalu. Kawasan ini merupakan kawasan yang ideal untuk dijadikan Centre of Geotourism Activities Kawasan Karst Gunungkidul, karena selain unik juga dari sisi aspek keruangan sangat strategis yaitu berada di jalur utama wisata Kabupaten Gunungkidul dan terletak di zona tengah kawasan karst Gunungkidul.
 
2. Kalisuci 

Terletak di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu, dengan jarak 12 km dari Wonosari. Keunikan yang dijumpai adalah fenomena bentukan bentang alam, karst permukaan berupa bentukan depresi yang runtuh yang membentuk goa-goa vertikal dan bentukan positif berupa bukit karst berbentuk kerucut, sedangkan bawah permukaan berupa aliran sungai bawah tanah yang mengalir melalui goa-goa horisontal yang merupakan suatu sistem aliran sungai bawah tanah yang saling berhubungan satu-sama lain di kawasan karst Gunungkidul. Di kawasan ini wisatawan dapat melakukan aktivitas susur goa dengan menggunakan peralatan khusus seperti perahu karet, tali, dan lain-lain. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan goa kalisuci dengan stalaktit dan stalakmit, keindahan dan kesejukan yang menyatu serta petualangan yang penuh tantangan.

3. Telaga Suling / Bengawan Solo Purba
 
Terletak di desa Songbanyu dan desa Pocung, Kecamatan Girisubo, dengan jarak sekitar 50 km dari kota Wonosari. Telaga Suling berupa lembah yang letaknya dekat dengan Pantai Sadeng.Telaga Suling diyakini pada zaman dulu sebagai muara sungai Bengawan Solo purba dengan pemandangan yang indah dan sejuk karena dikelilingi bukit-bukit. Di lokasi ini sangat cocok untuk kegiatan tracking atau jelajah wisata. Dalam perjalanan menuju Pantai Sadeng, jalur aliran sungai Bengawan Solo purba bisa dinikmati pemandangannya. Bekas aliran tersebut berupa dataran rendah yang diapit dua perbukitan tinggi, yang kini menjadi lahan pertanian, sejauh 7 km ke arah utara hingga wilayah Pracimantoro Kabupaten Wonogiri.


3. Hutan Wonosadi dan Gunung Gambar


Hutan Wonosadi dan Gunung Gambar merupakan dua obyek wisata alam yang letaknya berdekatan dan pada saat-saat tertentu secara bersamaan, masyarakat setempat melaksanakan upacara adat SADRANANÃ secara meriah. Hutan Wonosadi merupakan hutan yang terletak di lereng perbukitan di Desa Beji Kecamatan Ngawen, sekitar 18 km dari Wonosari. Hutan yang kaya dengan pohon-pohon langka sampai saat ini masih sangat terjaga kelestariannya.

Gunung Gambar dengan ketinggian 200 mdpl, merupakan obyek wisata spiritual yang berada di Desa Jurangjero Kecamatan Ngawen. Dari puncaknya kita dapat menikmati keindahan Rawa Jombor di Klaten dan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri. Gunung Gambar merupakan tempat bertapa Raden Mas Said/Pangeran Sambar Nyowo selama berperang melawan Belanda.

 Di tempat ini, beliau duduk di atas batu (Watu Kong) yang sampai sekarang masih terlihat di Gunung Gambar, menyusun strategi untuk melawan Belanda, yang kemudian menjadi penguasa Mangkunegaran Surakarta dengan gelar KGPAA Mangkunegara I.

Kesenian yang menarik di daerah ini adalah kesenian RINDING GUMBENG yaitu kesenian dengan menggunakan alat musik dari bambu kecil dan sederhana, namun apabila dimainkan akan muncul suara musik yang bagus, enak didengar dan sangat khas.


4. Pengembangan Wisata Bahari

Daya tarik wisata di Kabupaten Gunungkidul merupakan perpaduan harmonis antara kekayaan alam, kebudayaan tradisional dan cara hidup masyarakatnya. Kebudayaan didasari oleh adat istiadat jawa yang masih alami, sedangkan kekayaan alam mencakup keindahan pantai serta gelombang pantai selatan yang terkenal dengan ombaknya yang besar. Suguhan berupa upacara tradisi budaya juga selalu dilaksanakan tiap tahun diantaranya upacara sedekah laut, pembukaan cupu panjala dan lainnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.Dengan ditunjang oleh sikap masyarakat yang ramah dan terbuka dalam menerima wisatawan, hal ini diharapkan akan membuat wisatawan merasa diterima dan dihargai.
Panjang garis pantai yang ada sepanjang 97,76 km sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi objek wisata bahari. Sampai saat ini objek wisata pantai yang ada berjumlah 14 objek. Pemerintah telah membangun akses menuju objek wisata tersebut dengan menyediakan akses jalan dan dapat sampai dibibir pantai.
Pemandangan karang laut, terdapat pasir putih, deburan ombak laut selatan yang khas, hiruk pikuk nelayan tradisional, bentang pegunungan karst, dan warna laut yang biru dan asri merupakan ciri khas kawasan pantai yang ada di Gunungkidul.Jumlah kunjungan wisata rata-rata per tahun antara 15.371 orang- 352.244 orang. Fasilitas pendukung pariwisata yang tersedia saat ini mencakup hotel bintang dua dan hotel non bintang sebanyak 34 unit.
Potensi investasi yang mungkin dikembangkan adalah penyediaan agen perjalanan wisata dan fasilitas pendukung lain yang melayani kebutuhan perjalanan wisatawan, seperti ticketing, paket tour, dokumen perjalanan, konfrence/meeting, transportasi, sewa kendaraan, pemandu perjalanan, cruising, reservasi hotel, dan lainnya. Potensi wisata yang ada merupakan aset yang memiliki nilai jual diminati wisatawan, kondisi ini akan semakin berkembang apabila para investor dapat berpartisipasi dalam menumbuhkan dan membangun sarana dan prasarana wisata yang menunjang kegiatan wisata itu sendiri, seperti hotel untuk paket wisata yang menghabiskan waktu singgah yang cukup lama, restoran dan toko souvenir.


5. Gunung Nglanggeran

Nama Nglanggeran berasal dari kata “Planggaran” yang mempunyai makna setiap ada perilaku jahat pasti tertangkap/ ketahuan. Ada juga yang menuturkan Gunung Nglanggeran berasal dari kata Langgeng artinya desa yang Aman dan Tentram. Selain sebutan Gunung Nglanggeran gunung yang tersusun dari banyak bebatuan ini disebut Gunung Wayang karena terdapat Gunung / bebatuan yang menyerupai tokoh pewayangan. Selain itu menurut kepercayaan adat jawa Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyi Ongko Wijoyo dan Punokawan. Punokawan dalam tokoh pewayangan tersebut diantaranya:     Kyai Semar, Kyai Gareng, Kyai Petruk, Kyai Bagong.

Gunung Nglanggeran / Gunung Api Purba terletak di kawasan Baturagung di bagian utara Kabupaten Gunungkidul dengan ketinggian antara 200-700 mdpl, tepatnya di Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk dengan jarak tempuh 17 km dari kota Wonosari dan jarak tempuh 35 km dari kota Yogyakarta. Kawasan ini merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua dan bentang alamnya memiliki keindahan dan secara geologi sangat unik dan bernilai ilmiah tinggi. Dari hasil penelitian dan referensi yang ada, dinyatakan Gunung Nglanggeran adalah gunung berapi purba.

Ada bangunan joglo di pintu masuk dan bila kita melangkah kejalan setapak untuk mendaki gunung, maka ada 3 bangunan gardu pandang sederhana dari ketinggian yang rendah, sedang sampai puncak gunung. Pemadangan unik dan indah disekelilingnya berupa sawah nan hijau dan tidak jauh dari situ terdapat menara tower dan berbagai stasiun televisi yang jumlahnya cukup banyak, manambah keindahan alam. Lokasi ini sangat cocok untuk rekreasi, panjat tebing, tracking, telusur goa, jelajah wisata dan bekemah. 
Tempat-tempat yang ada di Gunung Nglanggeran : Kalisong, Goa Kaliwiyu, Pohon Obat/Termas, Song Gudel, Gunung Bagong/Tlatar Ombo, Gunung Kelir, Sumber air comberan/Goa Jepang, Tlogo Wungu, Gunung Gedhe, Gunung Bongos, Gunung Buchu, Gunung Blencong, Tlogo Mardidho/ Guyangan, Song Putri, Gunung Pendhem. 

Pantangan yang ada di Gunung Nglanggeran dan sekitarnya: 
  1. Saat melakukan kesenian Wayang Kulit, dalang dilarang/ tidak boleh membelakangi Gunung Nglanggeran.
  2. Cerita Wayang tidak boleh menceriterakan tentang hal Ongko Wijaya yang disakiti.
  3.  Zona bagian Utara Gunung Nglanggeran tidak boleh mengadakan kesenian Wayang Kulit


Gunung Nglanggeran memiliki nilai historis tinggi antara lain :
  1. Dipercaya Gunung Nglanggeran sebagai Gunung Wahyu karena gunung tersebut diyakini sarana meditasi memperoleh wahyu dari Tuhan YME.
  2. Gunung Nglanggeran/ Gunung Wayang secara gaib dikuasai oleh Kyai Ongko Wijoyo.
  3. Terdapat 2 buah Arca disekitar Tlogo Mardhido/ Guyangan yang tubuhnya sampai saat ini masih tersimpan namun tanpa kepala karena kepala dari Arca tersebut terpisah. Dahulu kala arca tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang saat dijauhi tersenyum, namun saat didekati berubah kembali menjadi Arca biasa, hal tersebut membuat marah Kyai Tir sehingga menendang kepala arca menjadi terpisah dengan tubuhnya. Tubuh arca dibuang ke sebuah Song Putri. Setelah bertahun-tahun arca tersebut di ambil oleh mbah jogo dan disimpan di depan rumahnya.
  4. Penemuan kepala arca Kyai Kromo Suwito (  Paimin ) sekitar tahun 1956 di sungai plalar, dipekarangan rumahnya, perbatasan antara Desa Nglanggeran dan Ngoro-oro. Kepala patung tersebut melambangkan Dewa Budha dengan kepala perak dan berlapis emas yang sekarang tersimpan di Museum Sono Budoyo Yogyakarta.


6. Air Terjun Srigetuk

Air Terjun Sri Gethuk terdapat di Kabupaten Gunungkidul, atau lebih tepatnya berada di Dusun Menggoran Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Berjarak kurang lebih sekitar 41 km dari Kota Yogyakarta. Lokasi Air Terjun Sri Gethuk cukup terpencil sehingga transportasi menuju ke sana cukup sulit didapat.

Rute untuk bisa sampai di Air Terjun Sri Gethuk dapat ditempuh dari Kota Yogyakarta lewat Jl Wonosari, setelah sampai pertigaan Gading belok kanan menuju Playen, dari Playen cari jalur menuju Paliyan dengan jarak kira – kira 1,5 km setelah itu  akan menjumpai papan penunjuk arah dan  tinggal mengikuti arah menuju ke Objek wisata Air Terjun Sri Gethuk. Air terjun Sri Gethuk yang dahulu oleh penduduk disebut dengan Air Terjun Slempret. Dengan melewati areal hutan kayu putih milik PERHUTANI, kondisi jalan yang bervariasi mulai dari aspal bagus hingga jalan makadam. Memasuki Dusun Menggoran, tanaman kayu putih berganti dengan ladang jati yang rapat. Sesampainya di areal pemancingan yang juga berfungsi sebagai tempat parkir, terdapat dua pilihan jalan untuk mencapai air terjun. Pilihan pertama yakni menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah nan hijau berhiaskan nyiur kelapa, sedangkan pilihan kedua adalah naik melawan arus Sungai Oya.


7. Goa Kalisuci

Terletak di Dusun Jetis Wetan Desa Pacarejo Kecamatan Semanu, dengan jarak 12 km dari Wonosari, atau berjarak 60 km dari Kota Yogyakarta. Keunikan yang dijumpai adalah fenomena bentukan bentang alam, karst permukaan berupa bentukan depresi yang runtuh yang membentuk goa-goa vertikal dan bentukan positif berupa bukit karst berbentuk kerucut, sedangkan bawah permukaan berupa aliran sungai bawah tanah yang mengalir melalui goa-goa horisontal yang merupakan suatu sistem aliran sungai bawah tanah yang saling berhubungan satu-sama lain di kawasan karst Gunungkidul. 

Kalisuci sebagai obyek wisata minat khusus menawarkan kegiatan cave tubing dengan memadukan dua jenis kegiatan alam bebas yaitu rafting dengan caving menjadi satu paket petualangan, ditambah dengan jeram-jeram yang bisa memacu adrenalin. Pertama dibuka tahun 2009. Dalam cave tubing di Kalisuci, gua yang akan disusuri dalam satu waktu yaitu Gua Suci, Gua Glatikan, Gua Gelung ditambah tracking untuk sampai finish. Sungai-sungai yang mengalir di dalam gua-gua tersebut memiliki lebar yang bervariasi dengan air yang jernih serta dengan kedalaman yang bervariasi pula. 

Selama penelusuran sungai dan penyusuran gua, wisatawan dapat menyaksikan keindahan ornamen gua serta ekosistem yang ada didalamnya. Belum lagi ditambah dengan tanaman perdu dan kelelawar yang bergelantungan di atap gua. Wisatawan memerlukan sekitar 2 jam untuk menelusuri kegelapan sepanjang 600 m. Keindahan stalagtit dan stalagmit serta cericit kelelawar yang bergelantungan diatas langit-langit gua menambah suasana semakin mencengangkan dan menakjubkan. 

Disebut Kalisuci karena di Kalisuci terdapat mata air yang terletak disebelah atas aliran sungai yang airnya jernih dan tetap jernih meskipun air sungai keruh ketika musim penghujan. Sumber mata air ini dulunya merupakan satu-satunya sumber kehidupan masyarakat sekitar.