Desa Wisata Kembang Arum
Desa wisata yang
menyuguhkan panorama alam pedesaan yang hijau dihiasi gemericiknya air
pegunungan sangat ideal sebagai tempat outbond maupun sekedar menikmati seni
budaya dan alam pedesaan.
Terletak di pedesaan di kawasan Lintas
Merapi, desa Kembangarum dapat ditempuh sekitar 45 menit dari kota Jogja dengan
kendaraan bermotor. Setelah melewati jalan berliku-liku, sebuah papan nama
kecil menyambut kami sebelum memasuki desa Kembangarum.
Gang kecil sebagai jalan masuk dari
pinggir jalan utama memang awalnya sedikit meragukan, terlebih dengan papan
nama Kembangarum yang kurang terlihat. Namun setelah masuk ke gang yang
lebarnya hanya cukup untuk 1 mobil, pemandangan desa yang bersih dan tertata
rapi langsung menyergap kami.
Pagar batu yang ditata sedemikian
rupa rapinya, tampak menyatu dengan alam, natural dan sederhana.
Berbagai tanaman hias ditanam di sepanjang gang. Perpaduan ini jelas
membedakan desa Kembangarum dari desa biasa. Suasananya tenang,
dengan perumahan tradisional dan udara yang segar.
Berdiri di pertengahan tahun 2005,
desa Kembangarum rupanya belajar dengan cepat. Desa yang awalnya hanya
merupakan desa biasa berhasil dibangun menjadi desa wisata yang menawarkan
berbagai kegiatan alami.
Pohon-pohon salak yang berderet
di kebanyakan halaman rumah penduduk merupakan lokasi agrowisata salak.
Ini memberikan kesempatan bagi pengunjung yang datang untuk memetik salak dan
langsung menikmatinya di kebun.
Tak hanya salak pondoh, salak gading
dengan kulit bewarna kekuningan dan rasa yang tak kalah enak juga dibudidayakan
di sini. Bahkan salak gading ini menjadi salah satu makanan khas yang
ditawarkan. Salak gading yang direbus.
Selain kebun salak, desa Kembangarum juga mempunyai Sungai
Tempor yang juga difungsikan sebagai wahana wisata. Treking selama 1 jam
menyusuri sungai, persawahan dan pedesaan banyak digemari oleh para wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar